Senin, 03 Agustus 2015

Ant - Man

Meet The Smallest Hero....





Merupakan film laga superhero keluaran Marvel Comics. Garapan Peyton Reed dengan produser Kevin Feige, Produksi Marvel Studios, distribusi oleh Walt Disney Studios Motion Pictures. Dibuat dengan bujet USD 130 juta.


Sinopsis Gue :

Scott Lang (Paul Rudd), seorang residivis yang dipenjara karena kejahatan pencurian akhirnya dibebaskan setelah masa hukumannya selesai. Masalah kembali mendera setelah ia keluar dari penjara sulit untuk memperoleh pekerjaan. Sang mantan istri yang telah bertunangan dengan Paxton yang merupakan petugas Kepolian semakin meyulitkan Scott untuk bertemu dengan putri semata wayangnya. Dalam kondisi yang terdesak, Scott menerima tawaran Luis (Michael Pena) teman satu sel nya dahulu untk melakukan pembobolan di sebuah rumah. Rencana pembobolan tersebut berlangsung dengan sempurna hingga sampai pada suatu ruang besi yang berhasil ditembus oleh Scott dengan harapan memperoleh harta benda berharga, namun yang diperoleh hanyalah sebuah baju dengan bentuk yang aneh. Saat pakaian itu dibawa kerumah dan dicoba, ternyata baju tersebut dapat membuat Scott menyusut hingga sebesar semut. Ketakutan dengan kekuatan baju tersebut, Scott mengembalikan baju tersebut, namun malang malah dikepung oleh kepolisian hingga dijebloskan ke penjara wilayah. 

Hank Pym (Michael Douglas) yang ternyata telah mengamati Scott memberikan kesempatan pada Scott untuk bekerja sama dengan Hank untuk suatu misi, yang ditolak mentah-mentah oleh sang putri, Hope van Dyne (Evangeline Lily). Scott berusaha meyakinkan Hope bahwa ia mampu untuk melaksanakan tugas tersebut dengan peltihan dari Hank dan Lily. Pada waktu yang ditentukan, Scott dengan bantuan Luis dan dua teman lainnya menerobos perusahaan Darren Cross (Corey Stoll) yang menciptakan baju setangguh yang dimiliki oleh Hank Pym. Maka terjadilah pertarungan antara Scott melawan Darren agar baju tersebut tidak jatuh ke tangan Hydra.



Review Gue :


Ant Man merupakan film superhero Marvel yang membumi setelah Spiderman.  Tokoh utamanya diberikan suatu ketidakberdayaan menghadapi kenyataan hidup yang berat namun tetap harus mengorbankan diri untuk menolong pihak yang lemah. Paul Ruud yang selama ini lebih dikenal sebagai komedian dalam film-film bertema komedi tetap memberikan nuansa ringan pada tokoh Scott sehingga tidak se-nelangsa tokoh Peter Parker dalam Spiderman. Kehadiran Michael Douglas menjadikan film ini lebih 'berbobot' walaupun Douglas bermain ringan, jauh lebih ringan daripada perannya sebagai Liberace. Evangeline Lily masih belum ditempatkan sebagai alternatif kekuatan dari Hank Pym sehingga belum bisa memberikan kontribusi lebih. Titik lemah justru ada pada Corey Stoll yang menjadi musuh bebuyutan Ant Man yaitu Yellow Jacket. Para penikmat Marvel Movie pasti berharap bahwa tokoh jahatnya punya kharisma yang kuat seperti Willem Defoe dan Alfred Molina dalam Spiderman. Sayangnya Corey belum mampu memenuhi kriteria tersebut.

Peyton Reed sebagai sutradara baru kali ini diberikan kursi panas untuk membesut film aksi laga adaptasi komik. Berhubung selama ini Peyton banyak berkutat di film drama, maka dalam porsi drama antara Scott dengan putrinya menjadi lebih dikuatkan. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam alur cerita dan teknologi yang dipakai dalam pembuatan film ini. Kehadiran beberapa tokoh dari S.H.I.E.L.D memang dikaitkan beberapa beberapa sequel untuk franchise film Marvel lainnya.


Film ini gue rating 3 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!

Rabu, 29 Juli 2015

Pitch Perfect 2

PITCHES ARE BACK... !!!






 
Sequel dari Pitch Perfect (2012) namun kali ini dibesut langsung oleh Elizabeth Banks. Produksi dari Gold Circle Films dengan bujet sebesar USD 29 juta. Menghasilkan pemasukan sebesar USD 282 juta.


Sinopsis Gue :


Penampilan Barden Bellas dihadapan Presiden Barack Obama ternyata menjadi bencana yang memalukan dengan terjadinya insiden robeknya celana Fat Amy (Rebel Wilson) di panggung yang diliput secara nasional oleh televisi. Hasilnya, Barden Bellas diskorsing tidak diperbolehkan menjadi penampil acapella dimanapun di Amerika. Pemimpin Barden Bellas, Becca (Anna Kendrick) mengajukan permohonan agar hukuman tersebut dicabut, dengan syarat memenangkan turnamen acapella internasional yang disetujui oleh dewan kampus. Sementara Barden Bellas berlatih, Becca bekerja magang di sebuah studio secara diam-diam yang hanya diketahui oleh sang kekasih Jesse Swanson (Skylar Astin).  Saat magang, Becca berhasil membuat sang bos terkagum dengan improvisasi pengisian suara mengiringi artis Snoop Dogg sehingga diberi kesempatan menjadi produser musik. 

Masuknya anggota baru bernama Emily Junk (Hailee Stainfeld) turut menambah warna Barden Bellas, apalagi setelah diketahui bahwa ibu Emily adalah mantan anggota Barden Bellas. Saat yang bersamaan saat Barden Bellas bertemu dengan kelompok vokal Treblemakers, salah seorang anggotanya bernama Benji (Ben Platt) tertarik dengan Emily dan berusaha mendekatinya. Diundangnya Barden Bellas dalam suatu turnamen tidak resmi ternyata mempertemukan mereka dengan pesaing berat mereka dari jerman bernama kelompok Das Sound Machine. Dalam turnamen tersebut Barden Bellas kalah oleh Das Sound Machine, namun membawa berkah bagi Fat Amy yang didekati oleh Bumper (Adam Devine) anggota Treblemakers. 

Untuk memenangkan turnamen internasional, Berden Bellas masuk Camp pelatihan yang ternyata dikelola oleh Aubrey Posen (Anna Camp) yang merupakan alumni Barden Bellas. Pelatihan di camp tersebut tidak mudah karena masing-masing menonjolkan egonya sehingga diperlukan kerja keras agar dapat menang dalam turnamen internasional yang diadakan di Copenhagen, Denmark.


Review Gue :


Pitch Perfect 2 tidak lagi menonjolkan Anna Kendrick sebagai sentral cerita, ada pembagian kisah yang lebih menyebar. Kehadiran Hailee Seinfeld yang ternyata mampu bernyanyi dengan cukup bagus memberi kesan 'persaingan' bagi Anna Kendrick.  Rebel Wilson masih dengan gayanya yang kenes dan menggemaskan. Performa Rebel Wilson lebih baik daripada saat menjadi security di Night at the Museum 3. Kemampuan olah vokal rebel rupanya dapat diperhitungkan. Tak perlu membandingkan Pitch Perfect 2 dengan serial Glee. Film ini dibuat dengan mutu yang lebih tinggi tanpa ada waktu berlarut-larut dengan berbagai macam kisah cinta. Dalam hal kemampuan olah vokal pun personil di Pitch Perfect nampak lebih mumpuni daripada Glee.  

Best Cut lagu dalam Pitch Perfect ini adalah Flashlight yang dinyanyikan originally oleh Jessie J sebagai Main Theme. Namun yang patut digarisbawahi adalah, lagu Flashlight ini menjadi lebih emosional saat dibawakan oleh Barden Bellas dan nampak indah dibawakan oleh Hailee Steinfeld (ini asli suara Hailee yang bernyanyi).

Elizabeth Banks yang lebih dikenal sebagai Effie Trinket di franchide Hunger Games ternyata memiliki bakat terpendam duduk dalam kursi peyutradaraan. Alur yang disajikan Elizabeth mengalir landai dan dapat dinikmati dengan mudah. 


Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang ...

Keep Rolling...Selamat Menikmati... have a Great Watch...!!!

Kamis, 02 Juli 2015

Terminator Genisys

Terminator the 'Pop'







Besutan dari Alan Taylor, produksi dari Skydance Productions, diproduseri oleh David Ellison-Dana Goldberg, Distribusi oleh Paramount Pictures, dengan bujet sekira USD 115 juta.


Sinopsis Gue :

Tahun 2029, John Connor (Jason Clarke) pemimpin pergerakan perlawanan terhadap Skynet, meluncurkan serangan besar-besaran ke markas utama Skynet. Dalam penyerbuan besar-besaran tersebut, ternyata Skynet telah mengantisipasi serbuan tersebut dengan mengirimkan robot terminator ke tahun 1984 dengan tugas membunuh Sarah Connor (Emilia Clarke) agar John Connor tidak pernah terlahir. Hal ini membuat John Connor meminta sukarelawan untuk dapat memburu robot terminator tersebut dan Kyle Reese (Jai Courtney) yang maju bersedia untuk mengejar sang robot ke tahun 1984. 

Ternyata pesan dari John Connor bahwa tugas Reese untuk melindungi Sarah di tahun 1984 tidak terjadi sesuai harapan karena Sarah telah 'terbentuk' menjadi wanita tangguh yang siap untuk menghadapi robot terminator.  Sarah ternyata telah bertemu dengan Guardian atau T-800 (Arnold Schwarzenegger) yang kemudian menjadi figur ayah dalam kehidupan Sarah, nampak dengan keakraban Sarah memanggil T-800 dengan sebutan 'Pop'. 

Sejarah telah berubah karena kehadiran Guardian (T-800) sehingga pencegahan terjadinya kiamat nuklir dialihkan ke tahun 2017. Kepergian Kyle dan Sarah ke tahun 2017 ternyata menjadi pertempuran yang menentukan terhadap takdir bumi, juga takdir Kyle-Sarah, Guardian dan bahkan John Connor.


Review Gue :

Mungkin bagi bukan penggemar franchise 'Terminator' akan merasa aneh dengan alur cerita yang bolak-balik dan agak membingungkan. Namun bagi Terminator freak, cerita ini termasuk menyegarkan dengan terjadinya beberapa twist di tengah cerita. 

Film ini jelas ditujukan khusus untuk mengangkat kembali Arnold Schwarzenegger mengingat dominasinya di Terminator. Untunglah kehadiran Emilia Clarke sebagai Sarah mempu cukup mengimbangi 'kelaparan' Arnie.  Sayangnya hal tersebut belum mampu dilakukan oleh Jason Clarke yang pernah gemilang dalam Public Enemy bersama Johny Depp. Nampak bahwa Jason masih belum dapat menyamai 'kebesaran' Christian Bale di Teminator Salvation. Jai Courtney sebagai John masih kikuk dalam menjadikan Kyle Reese. Untungnya tokoh Kyle Reese selama ini masih sebagai sidekick dalam franchise Terminator sehingga masih banyak kesempatan bagi Jai untuk dapat melakukan improvisasi. Sayangnya kehadiran J.K. Simmons sebagai Detektif O'Brien tidak dimaksimalkan, mengingat J.K. Simmons telah masuk dalam jajaran aktor watak kelas Oscar, sehingga nampak sekali Simmons agak 'malas' menjadi detektif yang terobsesi dengan kehadiran pera pelintas waktu yang ditemuinya sewaktu masih menjadi polisi lapangan.

Alan Taylor tidak kesulitan dalam mengikuti irama yang bisa menyingkronkan gaya aksi laga dengan franchise Terminator lainnya, mengingat sebelumnya Alan pernah membesut Thor: The Dark World yang memperoleh pujian dari kritisi dan cukup sukses di Box Office.

Seperti film Box Office lainnya, walaupun endingnya dibuat secara 'damai' namun tetap di bagian post credit masih disisakan adegan yang menggantung sehingga masih besar peluang untuk melanjutkan karir sang Terminator.

RATING : 3,5 bintang dari 5 bintang

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!! 

Kamis, 19 Februari 2015

Whiplash

There's Pain for (No) Gain




Merupakan film drama besutan sutradara Damien Chazelle berdasarkan pengalamannya sewaktu bersekolah di Princeton High School Studio Band. Diproduseri oleh Jason Blum-Helen Estabrook-Michael Litvak-David Lancaster, produksi Sierra/Affinity-Bold Films-Blumhouse Productions-Eight of Way Films dengan distribusi oleh Sony Pictures Classics. Film ini berdurasi 106 menit dengan bujet USD 3,3 juta.


Sinopsis Gue :

Andrew Neumann (Miles Teller) adalah seorang siswa musik Jazz di Shaffer Conservatory di New York yang baru memasuki tahun pertama. Adalah Konduktor Terrence Fletcher (J.K. Simmons) yang memiliki watak yang keras serta temperamental tertarik pada Andrew sebagai drummer pengganti pada kelompok orkestra  yang dipimpinnya. 

Gaya Terrence dalam mengintimidasi anggota band - nya dirasa sangat menekan oleh seluruh anggota, namun tak ada yang berani protes karena kemampuan Terrence yang berada diatas rata-rata dalam memimpin sebuah band orkestra jazz. Andrew berusaha mati-matian dalam mendapatkan perhatian Terrence walaupun kadang sering dipermalukan didepan rekan-rekan band lainnya.  Begitu terobsesinya Andrew untuk dapat ikut bagian dalam band jazz tersebut, membuat Andrew menomorduakan kekasihnya Nicole (Melissa Benoist) dan berlatih keras hingga tangannya kerap terluka.

Hingga suatu kesempatan tiba bagi Andrew untuk membuktikan kemampuannya dalam suatu mini konser yang dihadiri para sponsor, Terrence menyinggung Andrew sedemikian hebat sehingga terjadi titik balik frontal pada Andrew dan pada karirnya.


Review Gue :

Film ini memang membutuhkan 'kemampuan' khusus bagi para aktornya untuk menguasai alat musik dan memainkannya secara natural. Dan Miles Teller berhasil membuat penonton yakin bahwa ia adalah siswa berbakat yang tersia karena arogansi sang konduktor yang menuntut kesempurnaan total dalam berkarya.  J.K. Simmons jelas membuat terobosan baru yang mengejutkan dengan mengubah total karakternya menjadi seorang konduktor yang benar-benar layak untuk dibenci, apapun alasannya. Simmons yang mulai dikenal sebagai Perry White di installment Spiderman periode awal dan Kepala Polisi di serial televisi The Closer nampak memberikan permainan total yang menyita perhatian penonton untuk fokus 'membencinya'.  

Disayangkan bahwa hanya J.K. Simmons yang masuk nominasi Oscar 2015, padahal Miles Teller pun memberikan warna khas dengan karakternya yang berusaha matia-matian dengan segala pengorbanan (yang kadang terasa nampak berlebihan) agar memperoleh rasa hormat dari sang konduktor. Gaya bermain drum yang dilakukan Miles Teller tentunya membutuhkan latihan dan akurasi yang tinggi sehingga memang tidak semua aktor memiliki talenta tersebut.

Film ini benar-benar merupakan 'duel' antara Miles Teller - J.K. Simmons, dimana aura kedua aktor tersebut begitu mendominasi sepanjang 100 menit pertunjukan. Tak mengherankan jika Whiplash turut meramaikan nomonasi Oscar 2015 nanti.

Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang 

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch... !!!      

Kamis, 05 Februari 2015

Birdman (The Unexpected Virtue of Ignorance)

Identitas dan Transformasi Sang Selebriti / Aktor




Karya Alejandro González Iñárritu yang masuk nominasi Oscar 2015, merupakan film drama komedi hitam. Produksi Regency Enterprises-New Regency Pictures-M Productions-Le Grisbi Productions-TSG Entertainment-Worldview Entertainment. Distribusi oleh Fox Searchlight Pictures, film yang berdurasi 119 menit ini menghabiskan bujet USD 18 juta.


Sinopsis Gue :


Riggan Thomson (Michael Keaton) adalah seorang aktor / bintang film yang tengah meredup namanya. Riggan terkenal dengan peran sebagai superhero Birdman sepuluh tahun lalu yang mengangkat namanya. Dalam kondisnya yang saat ini redup, Riggan bermaksud untuk mengangkat karirnya kambali dengan memproduksi dan bermain di drama Broadway dengan cerita adaptasi dari cerita pendek Raymond Carver berjudul "What We Talk About when We Talk About Love".  Pentas ini diproduseri oleh sahabat dan pengacara Riggan yang bernama Jake (Zach Galifianakis), dibintangi juga oleh kekasih Riggan, Laura (Andrea Riseborough) dan pemain drama debutan Lesley (Naomi Watts). Putri perempuan Riggan, Sam (Emma Stone) yang baru sembuh dari kecanduan juga ikut membantu sebagai asisten.  Dalam masa latihan, Riggan yang tidak sreg dengan aktor pendukungnya menyabot aktor tersebut hingga celaka. Untunglah didapar aktor pengganti yang cukup terkenal yaitu Mike (Edward Norton). 

Masa-masa latihan sebelum pertunjukan di Broadway merupakan masa berat untuk Riggan yang mengalami krisis identitas. Suara sang 'Birdman', tokoh yang membuat namanya terkenal selalu mengganggunya untuk membuat suatu gebrakan bahwa pertunjukan teater bukanlah dunia Riggan. Ditambah dengan kacaunya kelakuan Mike, Laura yang hamil dan Sam yang tertarik dengan Mike, membuat persiapan pementasan semakin kisruh. 

Sampai akhirnya pementasan perdana dimulai, Riggan melakukan adegan penutup yang kontroversial yang menyebabkan ia dirawat di rumah sakit namun ternyata mendapatkan penilaian positif dari para kritikus darama Broadway. 


Review Gue :

Film Birdman membuat semua pemerannya berperan out of the box dan all out. Kehendak sutradara melakukan one shoot scene membuat para pemeran habis-habisan menghapal naskah agar tidak melakukan re-shoot. Dapat dilihat dari Sam yang mengkritik sang ayah habis-habisan karena krisis dan ketertinggalan teknologinya, dilakukan oleh Emma Stone dalam sekali syuting tanpa jeda dan tanpa editing. Syuting yang dilakukan berurut sesuai dengan yang ada di filmnya membuat masa syuting hanya berlangsung sebulan. Michael Keaton patut diberikan apresiasi tinggi dengan karakter tragedinya yang memang agak mirip dengan dirinya yang juga pernah sukses dengan peran Batman-nya satu dekade lalu dan kemudian tenggelam karirnya. Naomi Watts yang tampil prima di St. Vincent juga tampil maksimal di film ini. Edward Norton nampak seperti memerankan dirinya sendiri sehingga nampak natural dengan gayanya yang penuh lagak dan keras kepala. Emma Stone menunjukkan bahwa ia tak hanya cantik namun pandai berakting mengolah watak. Point khusus ditujukan kepada Zach Galifianakis yang selama ini dikenal dengan aktingnya yang masa bodoh dan ignorance dalam trilogy Hangover dan Due Date, mampu berubah total sebagai Jake yang menjadi pengacara dan produser sahabat Riggan.

Film ini memang pantas untuk masuk dalam nominasi Oscar, nampaknya akan bersaing ketat dengan The Imitation Game. Bisa jadi Birdman lebih unggul dari The Imitation Game mengingat unsur 'sakit'nya lebih banyak dan kolektif daripada The Imitation Game, karena umumnya juri Oscar lebih suka dengan film-film yang memiliki kekuatan penderitaan dalam penceritaan. Kita lihat saja nanti...


Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!


Rabu, 04 Februari 2015

The Drop

Sisi lain dari Brooklyn


Drama Kriminal buatan tahun 2014 besutan sutradara Michael R Roskam berdasarkan cerita pendek dari Dennis Lehane berjudul Animal Rescue. Produser Peter Chernin-Dylan Clark-Mike Larocca. Produksi Chernin Entertainment. Distribusi oleh Fox Searchlight Pictures. Durasi 106 menit dengan bujet USD 126 juta.


Sinopsis Gue :

Bob Saginowsky (Tom Hardy) adalah seorang bartender bernama 'Cousin Marv' di suatu sudut kota Brooklyn yang dikelola oleh sepupunya bernama Marv (James Gandolfini). Marv sendiri hanya sebagai pengelola bar, bukan sebagai pemilik yang sebenarnya dikuasai oleh mafia dari Chechnya sebagai tempat 'dropping' dana ilegal mafia tersebut. Bob yang lugu menemukan anak anjing yang terluka di suatu lorong, adalah Nadia (Noomi Rapace) yang mengira Bob seorang penjahat, namun Bob menjelaskan bahwa ia hanya bermaksud menolong anak anjing tersebut agar sembuh dari lukanya. Dari pertemuan tersebut membuat Bob dan Nadia menjadi dekat. Suatu malam bar tempat Bob bekerja didatangi dua orang perampok yang menguras uang hasil penjualan bar malam itu. Bob yang melihat ciri bahwa salah satu perampok memiliki jam tangan rusak pada tangan kirinya. Oleh polisi yang melakukan penyelidikan Bob menceritakan hal tersebut yang dicatat oleh Detektif Torres (John Ortiz). Chovka (Michael Aronov) sang mafia Chechnya meminta agar Bob dan Marv mengembalikan uang yang dirampok dengan cara apapun. Dalam kebingungannya ternyata uang tersebut kembali lengkap dengan sepotong tangan yang memiliki jam rusak. 

Kisah bergulir dengan hadirnya Eric Deeds (Matthias Schoenaerts) yang memeras Bob karena dianggap mencuri anjingnya dan meminta uang tebusan sebesar USD 10.000. Bob menyanggupi akan diberikan pada saat bar tutup setelah pertandingan Super Bowl. Saat pertandingan Super Bowl selesai, maka Eric pun datang menagih janji dengan ancaman akan melukai Nadia jika permintaannya tidak dituruti.


Review Gue :

Perhatian bagi yang suka film speed action, ini adalah film drama kriminal, jadi jangan harap akan ada aksi laga yang beruntun. Sebaliknya, cerita ini berjalan sangat lambat dalam bertutur dan menggali masing-masing tokoh karakter secara perlahan.  Tom Hardy yang mulai dikenal sejak Inception dan meroket di The Dark Knight Rises menunjukkan bakatnya sebagai aktor yang mengandalkan watak. Berperan sebagai Bob Sagonowsky, Tom menunjukkan bahwa karakternya mampu menunjukkan twist di akhir cerita. James Gandolfini yang terkenal dengan TV serial The Sopranos juga menunjukkan kemampuannya mengimbangi Tom. Film ini merupakan penampilan terakhir James yang kemudian wafat karena serangan jantung. Noomi Rapace masih 'tertimpa' penampilan kedua aktor besar ini walaupun sudah berusaha menampilkan performanya. Music pengiring dari Marco Beltrami membuat nuansa suram film ini semakin menekan.


Film ini gue rating 3 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!   



Wild Card

Bodyguard mantan Pecandu Judi di Las Vegas




Merupakan karya drama kriminal karya sutradara Simon West yang diadaptasi dari novel Heat karya William Goldman yang juga pernah difilmkan pada 1986 dengan judul Heat dibintangi oleh Burt Reynolds. Produser oleh Jason Statham-Steve Chasman. Produksi Current Entertainment-Quad Films-SJ Pictures-Sierra/Affinity. Durasi 92 menit dengan bujet sekitar USD 30 juta.


Sinopsis Gue :

Nick Wild (Jason Statham) adalah seorang pecandu judi yang sudah pulih dari kecanduannya dan mempunyai pekerjaan sebagai Bodyguard di Las Vegas.  Saat temannya Holly (Dominik Garcia-Lorido) dianiaya oleh 'pelanggan'nya Danny DeMarco (Milo Ventimiglia) maka Nick membantunya memberikan pelajaran kepada Danny dan pengawalnya. Suatu hari datanglah Cyrus Kinnick (Michael Angarano), seorang milyarder muda yang datang ke Las Vegas meminta agar Nick bersedia menjadi pengawalnya selama di Las Vegas dan membentuknya agar menjadi lelaki dewasa. Awalnya Nick menolak namun atas desakan Cyrus, Nick pun mengajak Cyrus berkeliling Las Vegas.

Akibat perseteruan dengan Danny DeMarco, Nick diminta oleh Baby (Stanley Tucci) untuk bertemu bertiga antara Nick-Baby-Danny untuk melakukan klarifikasi atas pengaduan Danny.  Kalah dalam berargumentasi, Danny pergi dan mengancam Nick. Dalam suatu kesempatan, Danny dan anak buahnya datang memburu Nick yang sedang bersama Cyrus di sebuah tempat makan. Untuk menghindari kekacauan yang terjadi, maka Cyrus pun ikut membantu Nick dan 'pendewasaan' Cyrus pun terbentuk sementara perkelahian habis-habisan pun terjadi antara Nick melawan Danny beserta pengawalnya.


Review Gue :

Sayang sekali karya Simon West tidak se'menggigit' saat ia menggarap Con Air. Bahkan masih dibawah The Mechanic dan The Expendables 2.  Maksud Simon West untuk menggarap nilai drama nya patut dihargai, namun nampaknya sudah kadung bahwa nama Simon West adalah sutradara papan atas untuk film aksi laga sehingga nampak kecanggungan Simon dalam menggarap Jason Statham dalam genre drama. Keahlian Simon dalam menggarap adegan perkelahian masih baik terbukti dengan adegan perkelahian pamungkas di belakang restoran yang dibesut cukup apik namun masih terbata dalam mendramatisir emosi Statham yang dalam proses penyembuhan dari kecanduan judi. 

Stanley Tucci malah mampu menjadi Scene Stealer dalam film ini mampu menterjemahkan peran Baby sebagai 'pemegang' Las Vegas yang disegani dan flamboyan serta 'obyektif'.  Milo Ventimiglia pun bermain cukup apik sebagai Danny yang temperamental dan psikopat. Jason Statham sudah terlanjur dinobatkan sebagai aktor laga sehingga memang berat baginya untuk keluar dari imaji tersebut, sehingga saat ia merasa bahwa kebebasannya dalam kecanduan judi yang diterjemahkan dengan memasang kembali semua taruhan yang telah dimenangkan dan kalah menjadi terasa janggal. Statham malah lebih bagus dalam Homefront yang juga ada unsur dramanya.  Mungkin jika Simon West lebih berkonsentrasi dengan aksi laga maka bisa lebih 'menyatu' dengan Statham seperti di The Mechanic. 

Film ini gue rating 2,5 bintang dari 5 bintang ......

Keep Rolling... Selamat Menikmati...  Have a Great Watch...!!!  

Selasa, 03 Februari 2015

American Sniper

Sang Legenda oleh Sang Legenda




Merupakan Biografi Drama Perang berdasarkan buku karya Chris Kyle dengan judul American Sniper : The Autobiography of the Most Lethal Sniper in U.S. Military History yang dibesut oleh sutradara Clint Eastwood, produser Clint Eastwood-Bradley Cooper-Robert Lorenz-Andrew Lazar-Peter Morgan. Produksi Malpaso Pictures-Village Roadshow Pictures-Mad Chance Productions-22nd & Indiana Pictures. Durasi 133 menit dengan bujet USD 59 juta.


Sinopsis Gue  :

Mengisahkan tentang riwayat hidup dari Chris Kyle (Bradley Cooper) yang sejak kecil sudah dlatih oleh ayahnya untuk berburu rusa di Texas. Saat remaja, Chris yang juga atlet Rodeo tergugah akibat pemboman yang terjadi di Nairobi, Kenya tahun 1998 yang kemudian  mendaftarkan diri menjadi prajurit di angkatan laut yang juga membawanya menjadi anggota pasukan elit Navy Seals.  Perkenalannya dengan Taya Renae (Sienna Miller) membawa Chris membentuk keluarga yang bahagia bersama Taya. 

Peristiwa 9/11 inilah yang membuat Chris ikut diterjunkan ke Irak oleh Amerika. Sasaran tembak pertamanya adalah seorang anak membawa bom yang ditujukan kepada pasukan Amerika yang sedang melakukan patroli, Chris menembak mati bocah tersebut dan sang ibu yang juga menggantikan posisi sang anak membawa bom tersebut. Sejak saat itulah Chris mulai dikenal sebagai Penembak jitu (Sniper) yang tangguh dan disegani oleh kawan-kawannya. Tercatat selama Chirs berkarir di Navy Seal dan diterjunkan dalam pertempuran, Chris telah menembak mati 160 musuh, namun para rekan sepasukannya yakin bahwa rekor Chris dalam menghabiskan musuh adalah 255 orang. 


Review Gue :

Karya terbaru Clint Eastwood ini digadang-gadang sebagai unggulan utama untuk piala Oscar 2015. Nilai patriotik yang diusung oleh Clint bahwa Amerika berjuang untuk menumpas terorisme merupakan 'jualan' yang cukup efektif dan membangkitkan rasa kebanggaan warga Amerika, apalagi Chris Kyle sendiri dinyatakan sebagai pahlawan. Bradley Cooper juga difavoritkan sebagai pemeran utama dalam pertarungan Oscar nanti.  Keseriusan Bradley Cooper dalam memerankan Chris Kyle termasuk total dengan menambah bobot tubuhnya hampir dua kali dari berat badan semula dan berlatih beban sehingga menjadi berisi dan gempal. 

Secara umum sebenarnya tidak ada yang istimewa dari film ini. Mungkin karena kisah ini diangkat dari kisah nyata sehingga penonton dapat ikut merasakan bagaimana perasaan Chris yang harus menembak mati anak-anak yang dipersenjatai dan ikut bertempur melawan pasukan Amerika yang menduduki Irak pasca 9/11. Clint Eastwood memang spesialis dalam mengangkat nilai-nilai kemanusiaan dalam film-film garapannya, dan ini kembali dibuktikan pada besutan film terbarunya. Ada dua memorable scene yang kalau bisa dijadikan best moment yaitu saat Chris memandang kosong melalu lensa tele di senapan runduknya setelah menghabisi anak-ibu yang membawa peledak dan pandangan lega Chris yang tidak jadi menembak seorang anak yang menggotong peluncur granat dan meletakkannya kembali...

Film ini gue rating 3,5 bintang dari 5 bintang ...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!     

 

Selasa, 27 Januari 2015

In The Blood

Pembebasan sang Suami oleh Istri Kick Ass



Merupakan film aksi laga karya sutradara John Stockwell produksi 20th Fox Century Home Entertainment, Distribusi oleh Anchor Bay Films. Durasi 90 menit dengan bujet USD 10 juta.


Sinopsis Gue :

Ava (Gina Carano) dan Derek Grant (Cam Gigandet) tengah berbulan madu di perairan Karibia. Dalam liburannya, Derek yang bermain Flying Fox mengalami kecelakaan dan harus dibawa ke rumah sakit setempat. Namun yang terjadi adalah Derek ternyata diculik oleh orang yang tak dikenal. Maka Ava yang seorang diri di tengah nuansa liburan bulan madunya harus berpacu dengan waktu untuk menemukan sang suami, dengan segala upaya dan tokoh masyarakat seperti Chief Ramon Garza (Luis Guzman) sang kepala polisi yang ogah-ogahan membantu, Big Biz (Danny Trejo) sang Informal Leader di kepulauan tersebut. Ava yang telah dibentuk secara keras oleh sang ayah (Stephen Lang) tidak begitu saja menyerah untuk menemukan sang suami.


Review Gue :

Setelah Gina Carano 'naik derajat' karena diarahkan oleh Steven Soderbergh di Haywire ditambah semakin populer di Fast and Furious 6 arahan Justin Lin, nampaknya Gina 'dijebak' untuk ikut dalam film ini. Demikian juga dengan Luis Guzman, Danny Trejo dan Stephen Lang yang jelas-jelas bukan aktor kelas tiga. 

John Stockwell benar-benar melakukan blunder dengan cerita yang begitu dangkal, baik penceritaan, karakterisasi yang mengambang semua dan penyelesaian yang 'nggak genah'. Karya  Stockwell ini bisa membuatnya terpuruk jika tidak merubah gayanya. Padahal sebelumnya Stockwell cukup diperhitungkan dengan Crazy/Beautiful (2001), Blue Crush (2002) dan Into The Blue (2002). Melihat film ini, seperti melihat sutradara yang baru pertama kali memegang tampuk penyutradaan sehingga 'kalah' oleh para pemerannya. Cerita yang lemah, penokohan yang terlalu stereotip, lansekap yang yang nanggung, semuanya membuat film ini menjadi film kelas B minus. Mengecewakan.

Film ini gue rating 1,5 bintang dari 5 bintang ...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!   


 

The Imitation Game

Tokoh dibalik Mesin Enigma





Merupakan film dari Inggris berbentuk thriller sejarah yang mengisahkan tentang seorang ahli matematika, ahli kriptologi (Bahasa sandi) dan ilmuwan penemu sikal bakal komputer dari daratan Inggris bernama Alan Turing. Difilmkan berdasarkan buku dengan judul Alan Turing : The Enigma karya Andrew Hodges. Film ini dibesut oleh Morten Tyldum dengan produser Nora Grossman-Ido Ostrowsky-Teddy Schwarzman, Produksi Blackbear Pictures-Britol Automotive dengan distribusi oleh Studio Canal-The Weinstein Company. Film berdurasi 114 menit ini menghabiskan bujet 'hanya' USD 14 juta saja.


Sinopsis Gue :

Alan Turing (Benedict Cumberbatch) dipanggil oleh pihak kepolisian London untuk diinterogasi oleh pihak berwajib atas kejadian pencurian yang terjadi di rumahnya. Saat interogasi itulah cerita dimulai dengan kilas balik bahwa ia adalah penemu rahasia Mesin Enigma, mesin pemecah kode sandi milik Jerman dalam Perang Dunia II yang selalu mengirimkan pesan rahasia kepada sekutu Jerman dalam setiap penyerbuan sehingga Jerman dapat menaklukkan tanah jajahannya tanpa diketahui rahasia penyerbuan tersebut.

Berawal dari lamaran Alan Turing ke Lembaga Sandi Negara Inggris di Bletchley Park untuk bergabung, namun sempat ditolak oleh Kolonel Alistair Denniton (Charles Dance) karena nampak 'aneh' dan 'egois', namun karena analisa awalnya yang sangat logis, membuat Alan dapat masuk dalam tim pemecah kode Enigma yang dipimpin oleh Hugh Alexander (Matthew Goode), John Caircross (Allen Leech) dan Peter Hilton (Matthew Beard). Turing yang terbiasa bekerja sendiri menjadi dijauhi oleh rekan-rekan kerjanya. Alih-alih ditekan, Turing malah menulis surat kepada PM Winston Churchill agar ia yang diangkat sebagai pimpinan Tim yang disetujui oleh sang Perdana Menteri. Di kepemimpinan Turing itulah ia merekrut beberapa orang yang dianggap mampu untuk memecahkan kode mesin Enigma, dari sekian banyak, hanya satu yang lulus yaitu Joan Clarke (Keira Knightley). 

Karena Joan jugalah ketegangan antara Turing dengan Alexander dan rekan lainnya dapat cair sehingga mereka dapat bekerja padu sebagai tim. Dari merekalah Turing mendapat dukungan untuk membuat mesin khusus pemecah kode Enigma dengan biaya yang tidak sedikit. Tenggat waktu yang hampir tiba sementara Christopher, nama yang diberikan Turing untuk mesin pemecah kode tersbeut belum juga dapat memecahkan kode Enigma walau hanya satu Petunjuk. Berkat bantuan tanpa sengaja dari rekan Joan, akhirnya diperoleh kata-kata kunci yang bisa dijadikan pola untuk memecahkan kode eEnigma tersebut. Karena kerja mereka itulah, Perang Dunia II dapat dimenangkan oleh Sekutu dan Jerman takluk dalam perang. 

Diantara kerja keras tersebut terdapat masalah pribadi dan rahasia besar Turing yang ternyata dimanfaatkan oleh rekan yang dipercayainya. Posisi Turing yang terjepit membuat ia tak bisa berbuat banyak dalam kehidupan pribadinya.


Review Gue :

Kembali Benedict Cumberbatch memerankan tokoh berkarakter khas setelah sebelumnya memerankan fisikawan kelas dunia dalam Hawking (2004). Bisa dikatakan film ini merupakan masterpiece-nya Cumberbatch dalam mentransformasikan dirinya menjadi tokoh yang disebut sebagai Bapak Komputer Inggris ini. Bukan tidak mungkin Oscar kelak akan berpihak pada Cumberbatch kali ini.  Gaya transformasi Cumberbatch mengingatkan pada sosok Gary Oldman yang selalu bermain total dalam karakternya namun juga selalu low profile dalam kehidupan keartisannya. Cumberbatch mendapatkan 'rival' berat dalam film ini yaitu Mark Strong yang memerankan Stewart Menzies, pimpinan Dinas Intelijen Inggris MI-6. Menzies inilah yang mengispirasi Ian Fleming sebagai tokoh 'M' - dari kata Menzies, dalam serial James Bond nya. Strong lah yang membuat film ini punya getar thriller intelijen, sama getarnya saat memerankan Hani Salaam, pimpinan intelijen Jordania di Body of Lies. Keira Knightley akhirnya bisa menunjukkan kelasnya setelah selama ini senantiasa dikenal dengan film-film blockbuster popcorn semata. Matthew Goode pun mampu mencuri scene dengan perannya sebagai ilmuwan playboy yang flamboyan.

Cerita yang sebenarnya biasa dan diambil dari sebuah buku memiliki kekuatan yang tidak sedikit karena totalitas para aktor dan aktris pendukungnya. Secara kekuatan cerita, masih dibawah King's Speech dan Benedict pun masih belum bisa menandingi karisma Colin Firth, namun itu hanya masalah waktu saja nampaknya.

Film ini gue rating 4,5 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling...  Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!

Senin, 19 Januari 2015

PK (Bollywood Movie) 2014

Alien yang Menggugat Dogma Agama




Film drama komedi satir Hindi besutan Rajkumar Hirani, dengan produser Rajkumar Hirani dan Vidhu Vinod Chopra, produksi Vinod Chopra Films-Rajkumar Hirani Films, berdurasi 153 menit dengan bujet sekira USD 13 juta.


Sinopsis Gue :

Sosok alien dengan sososk tubuh  manusia (Aamir Khan)  mendarat di bumi dengan tujuan melakukan riset tentang perilaku manusia bumi. Namun saat terdampar di Rajashtan, peralatan remote controlnya dicuri oleh penduduk setempat, berusaha merebut kembali [eralatan tersebut namun hanya didapatkan radio transistor milik sang pencuri. Pelajaran awal yang diperoleh di bumi adalah bahwa manusia tidak sopan jika tidak berpakaian, maka ia  mencuri pakaian dan uang dari pasangan yang sedang asyik bercinta di dalam mobil yang jendelanya terbuka. Berteman dengan Bhairon Singh (Sanjay Dutt) yang menganggap ia hanya seorang  amnesia, kemudian diperkenalkan dengan adat kebiasaan setempat. Sang alien yang memiliki cara untuk menyerap ilmu manusia dengan cara yang unik dianggap mengganggu kepantasan, yang oleh Bhairon dianggap bahwa ia memiliki hasrat seksual yang tinggi dan dibawa ke tempat prostitusi. Di tempat itulah sang alien menyerap ilmu dan bahasa setempat. Perjalanan sang alien mencari peralatan tersebut membawanya ke New Delhi. Di tempat tersebut karena perilakunya yang unik diberikan julukan PK (Peekay), maka jadilah sang alien tersebut bernama PK. Dalam pencarian alat yang hilang tersebut, beberapa orang menyatakan bahwa hanya Tuhan lah yang bisa membantunya meneukan alat tersebut, maka PK pun mencari Tuhan untuk minta tolong menemukan peralatan tersebut. Diketahui alat tersebut dimiliki oleh seorang pemuka agama Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla) yang menyatakan bahwa alat tersebut merupakan kiriman Tuhan yang diperoleh dari Himalaya dan enggan untuk diberikan kembali ke PK.

Adalah seorang reporter TV bernama Jaggu (Anushka Sharma) yang bertemu dengan seorang pemuda bernama Sarfaraz (Sushant Singh Rajput) dan kemudian jatuh cinta dan bermaksud untuk menikah. Ayah Jaggu yang merupakan pemuka agama dan tokoh masyarakat menentang keinginan Jaggu tersebut karena Sarfaraz berbeda agama dengan Jaggu. Cerita bergulir tentang bagaimana PK berusaha mendapatkan kembali alat tersebut untuk bisa kembali ke planetnya dan hubungannya yang berada di tengah percintaan Jaggu-Sarfaraz.


Review Gue :


Film ini merupakan 'hentakan' kedua dari Aamir Khan setelah 3 Idiots. disebut hentakan karena walaupun inti cerita tidak memiliki hal yang istimewa, namun inti dan alur cerita tentang ketuhanan yang terungkap secara satir begitu menggugah dari sisi manusia yang sudah terbiasa dengan dogma agama yang kadang begitu sektoral. Sisi humanis yang ditonjolkan dalam cerita ini begitu menggelitik sehingga masyarakat India sendiri menyukai film tersebut. Tidak heran jika PK dinyatakan sebagai film terlaris sepanjang tahun 2014. Aamir Khan sebagai PK kembali menunjukkan kelasnya sebagai aktor Bollywood yang tidak hanya mengandalkan tampang dan nyanyian, setelah sukses dengan karakterisasi Rancho di 3 Idiots, Aamir Khan berimprovisasi sebagai alien bernama PK yang menjungkirbalikkan dogma keagamaan. Anushka Sharma yang baru kali ini bermain dengan Aamir Khan diberikan kesempatan memberikan kemampuan mengimbangi aktor senior ini dan nampak bahwa Anushka cukup nyaman mengimbangi Aamir Khan. Sushant Singh Rajput yang sebelumnya lebih banyak di dunia layar kaca masih berusaha untuk memberikan kemampuan aktingnya. Masih cukup panjang jalan bagi Sushant dalam dunia perfilman Hindi. Yang cukup kontroversial adalah munculnya Sanjay Dutt sebagai pemeran pendamping di PK, dimana ia sedang dalam masa persidangan dengan tuduhan terorisme yang terkait keterlibatannya dengan pemboman di Mumbai (Bombay)  pada tahun 1993.

Film yang sebenarnya bertema ringan ini dibuat 'berat' oleh Rajkumar Hirani, namun dibuat satir yang nyleneh sehingga kembali menjadi begitu ringan dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Film yang cukup bagus untuk sebuah renungan tentang universalitas suatu keagamaan yang kadang dipahami secara sepihak. Sayangnya, karakter PK masih ada nuansa Mr. Bean dengan matanya yang senantiasa terbelalak, mungkin jika Aamir memiliki imterpretasi bebasnya sendiri tentang sang alien, bukan tidak mungkin orisinalitas PK akan lebih kental.

Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!



Kamis, 15 Januari 2015

Taken 3

Korban Final di (akhir) trilogi




Merupakan sekuel dari Taken (2008) dan Taken 2 (2012) karya Olivier Megaton dengan produser Luc Besson. Produksi Europa Corp dengan distribusi oleh 20th Century Fox dan Europa Corp Distribution. Durasi 110 menit dengan bujet USD 48 juta.


Sinopsis Gue :


Hubungan Bryan Mills (Liam Neeson) dengan Lenore St. John (Famke Janssen) sang eks istri nampak mulai menghangat kembali.  Niatan Bryan untuk rujuk dengan Lenore tidak dapat segera terlaksana karena walaupun Lenore bermasalah dengan suami yang baru Stuart St. John (Dougray Scott) namun mereka masih terikat dalam pernikahan. Setelah mengunjungi putri semata wayangnya Kim Mills (Maggie Grace), Bryan mendapat pesan agar datang menemui Lenore ke rumahnya. Namun ternyata yang dijumpai Lenore sudah tewas dan dalam waktu singkat rumah tersbeut sudah dalam kepungan polisi yang langsung menduga keras bahwa Bryan lah yang membunuh Lenore. Bryan dapat melarikan diri dari kepungan tersebut, namun Inspektur LAPD Frank Dotzler (Forest Whitaker) tidak mudah menyerah dan segera menyelidiki siapa Bryan Mills yang memiliki kelebihan khusus tersebut. Bryan menemui Kim yang ternyata telah hamil dan dalam pengawasan LAPD berusaha mengumpulkan informasi dan melacak jejak pembunuh Lenore sambil tetap harus melindungi satu-satunya orang yang dicintainya, Kim.


Review Gue  :


Liam Neeson nampak sudah 'lelah' dengan gaya pontang-pantingnya Olivier Megaton walaupun dari sisi aksi masih menujukkan kelasnya. Untungnya produser masih dipegang oleh Luc Besson yang sering disebut sebagai Spielberg - Zemeckis nya Eropa (Perancis).  Forest Whitaker masih tertahan dalam mengembangkan karakternya, mungkin karena memang beda kultur antara film Eropa dengan Hollywood, dimana semua pemeran lainnya sudah 'akrab' dengan nuansa Eropa nya. Sayang juga Dougray Scott yang pernah bagus di Mission Impossible : II dan Enigma tidak bisa maksimal. 

Megaton seharusnya masih bisa mengembangkan film ini dengan twist yang lebih memikat. Bukan tidak mungkin ia bisa selevel dengan Antoine Fuqua di Hollywood mengingat gaya rapid action-nya diterima oleh audiens di belahan dunia Eropa dan Asia.  Sejak dikenal dalam Transporter 3 dan Colombiana, Olivier Megaton termasuk sutradara kesayangan Luc Besson.

Liam Neeson nampaknya harus mencoba kembali ke film indie dan drama sejenak untuk 'menetralisir' energinya yang selalu ditanggap untuk film full-packed-action. Sudah ditunjukkanmutunya oleh Liam di film The Grey, Third Person dan A Walk Among Tombstones, namun selain itu Liam nampaknya lebih laku untuk film bertipe Cool Rapid Action. Sayang juga Liam belum mendapat peran yang memiliki bobot sebesar Schlinder's List. Mungkin beberapa tahun ke depan. 

Film ini gue rating 3 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!! 

 

Rabu, 14 Januari 2015

Blackhat

Duel Hacker Internasional di Jakarta




Film Aksi Thriller karya Michael Mann produksi 2014. Produksi Legendary Pictures-Forward Pass, Distribusi oleh Universal Pictures, bujet produksi USD 80 juta dengan durasi 133 menit.


Sinopsis Gue :


Bersetting dunia kriminal cyberspace, dimana dawali dengan reaktor nuklir Tiongkok yang dibobol sehingga terjadi kebocoran reaktor nuklir yang membuat pemerintah Tiongkok memberikan perhatian penuh dalam menangani terorisme tersebut. Chen Dawai (Wang Leehom), polisi khusus cybercrime ditugaskan untuk memecahkan masalah tersebut. Chen dibantu oleh sang adik Chen Lien (Wei Tang) dalam menelusuri jalur peretas tersebut. Belum pula dapat ditemukan pola, terjadi kerusuhan dalam penjualan komoditi kedelai di perdagangan saham sehingga harga tok komoditi kedelai menjadi membumbung tinggi diatas harga wajar. Chen Dawai memastikan bahwa itu merupakan ulas peretas yang sama. Chen Dawai dan Chen Lien terbang ke New York untuk memecahkan masalah tersebut. Chen Dawai meminta agar pemerintah Amerika dapat membebaskan sementara peretas tangguh bernama Nicholas Hathaway (Chris Hemsworth) untuk dapat bekerja sama. Awalnya agak sulit karena Hathaway dipenjara dengan keamanan maksimum karena meretas satu bank dengan kerugian USD 50juta. Namun Chen Dawai mendesak dengan menyatakan bahwa bahasa pemrogaraman yang dilakukan untuk meretas Reaktor Nuklir dan Perdagangan Saham tersebut berasal dari bahasa pemrograman gubahan Chen Dawai dan Hathaway saat mereka masih kuliah di MIT dulu. 

Dengan dikawal oleh Carol Berrett (Viola Davis) dan Mark Jessup (Holt McCallany), Hathaway bahu membahu bersama Chen Dawai dan Chen Lien dalam memburu peretas tersebut. Perjalanan antar negara dan saling retas ke institusi NSA Amerika menjadi aktifitas mereka juga pengejaran peretas tersbeut ke beberapa negara hingga final duel antara Hathaway dan Sadak sang peretas (Yorick van Wageningen) yang terjadi di Jakarta !


Review Gue:

Michael Mann memiliki gaya layaknya Sam Peckinpah abad 20 yang memiliki ciri yang sangat khas dalam menggarap film. Penuturan dengan karakter yang pelan, close up yang kadang dikaburkan dan speed zoom in kepada tiap tokoh utama maupun pendukung seolah mempertegas karakter dari masing-masing tokoh film selalu menjadi ciri khas Michael Mann, sama seperti John Woo dengan ciri khas nya yaitu merpati yang mengepak slow motion sebelum adanya duel final.

Secara cerita, Blackhat merupakan cerita 'terlemah' yang pernah digarap oleh Michael Mann. Tema cybercrime yang dipilih terlalu menghujam pada teknis cyber itu sendiri sehingga bagi orang yang awam dengan dunia komputer dan hacking (peretasan) membutuhkan ekstra perhatian di film ini. Namun juga bagi para penggemar komputer dan peretas, film ini tidak tergali secara dalam sehingga malah terkesan memaksakan. Beberapa anekdot khas peretas hanya bisa dinikmati oleh penonton yang mengerti tentang dunia komputer. 

Namun Mann memiliki kekuatan lain dalam bercerita. Alurnya yang lambat dan kadang menyentak tiba-tiba kemudian melambat lagi merupakan suatu keasyikan sendiri. Berbeda dengan Ridley Scott  yang senantiasa berdentam sejak awal pertunjukan ataupun Martin Scorsese yang melangut namun tragis, Mann berada diantara mereka. Tiap karakter menjadi lebih 'dihargai' dengan segala pemakluman sifatnya. Chris Hemworth beruntung diarahkan oleh Mann sehingga penokohan sang jagoan Thor bisa lepas dari dirinya. Wang Leehom dan Wei Tang nampak mampu mengimbangi Chris sepanjang film tersebut karena Mann memberikan 'perimbangan' kepada mereka, demikian juga dengan Viola Davis dan Holt McCallany.

Yang menarik dari film ini adalah Mann mengambil resiko dengan menutup film ini dengan adegan duel yang dilakukan di Lapangan Banteng, Jakarta, Indonesia !

Memang sih, stereotip Hollywood masih melekat bahwa Jakarta Indonesia digambarkan kumuh dan padat penduduk, stereotip yang sama terhadap Philipina, Thailand dan Malaysia. Namun cukup terbayar rasanya bahwa Mann mau membuat adegan final di Jakarta lengkap dengan pertunjukan ogoh-ogoh dengan mengerahkan penari massal. 

Mungkin saja era epik karya Mann seperti The Last of The Mohicans dan Heat sudah berakhir, namun bagaimanapun juga Mann masih berusaha menorehkan karyanya dan mengangkat nama Jakarta, Indonesia tetap dengan ciri khas Michael Mann yang pertama dikenal dunia dengan serial televisi Miami Vice nya.


Film ini gue rating 3,5 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!
 

Senin, 12 Januari 2015

Night at the Museum: Secret of the Tomb

Patung Lilin yang Berkelana ke Inggris




Merupakan sekuel ketiga trilogi Night at the Museum yang juga merupakan final installment. Sutradara oleh Shawn Levy, produksi 21Laps Entertainment-1492 Pictures, distribusi oleh 20th Century Fox. Bujet produksi USD 127 juta.


Sinopsis Gue :

Tahun 1938, kelompok arkeologis dari berbagai negara berhasil menemukan makam Firaun dan tablet Akhmenrah. Oleh penduduk lokal para arkeologis diperingatkan bahwa tablet tersebut berbunyi "Masa akhir akan tiba", namun karena kepentingan sejarah, artefak tersebut tetap diangkat dan dibawa ke Amerika dan Eropa.  Pada masa sekarang, 'kesaktian' tablet tersebut dimanfaatkan oleh Larry Daley (Ben Stiller) untuk membuat presentasi berkesan dihadapan Dr. Mc Phee (Ricky Gervais), namun ternyata tablet tersebut mulai mengalami perkaratan sehingga artefak yang hidup setiap malam tersebut menjadi bertingkah aneh dan mengacaukan acara presentasi tersebut. Terancam dengan situasi museum yang dianggap membahayakan, Larry memperoleh informasi bahwa yang dapat mengetahui rahasia tablet tersebut adalah ayah dari Akhmenrah, namun berada di Inggris. 

Demi menyelamatkan tablet tersebut, maka Larry, Akhmenrah (Rami Malek), Thodore Roosevelt (Robin WIlliams), Jedediah (Owen Wilson), Octavius (Steve Coogan), Atilla the Hun (Patrick Gallagher), Nicky (Skyler Gisondo) dan Sacagawea (Mizuo Peck) berangkat ke Inggris untuk memulihkan kondisi tablet yang tergerus karat agar bisa kembali seperti sediakala. Di Inggris mereka dibantu oleh Sir Lancelot (Dan Stevens) yang menjadi pengawal untuk sampai ke tempat ayah Akhmenrah yaitu Merenkahre (Ben Kingsley). Perjalanan mereka untuk memulihkan tablet tersebut tidaklah mudah dan diselingi dengan adanya pengkhianatan dari artefak tersebut demi kepentingan pribadi.


Review Gue :

Nampak sekali ini merupakan 'film perpisahan' dari sekuel Night at the Museum. Ternyata adegan perpisahan tersebut benar-benar merupakan film 'pamitan' dari Robin Williams yang wafat sebelum film ini diluncurkan. Film ini juga merupakan film terakhir yang dibintangi oleh Mickey Rooney yang wafat juga sebelum film ini dirilis.

Tidak nampak hal yang baru dalam film ini, sedikit menggelitik adalah ketika Jadediah dan Octavius asyik menonton YouTube dan memberikan komentar online nya dengan bantuan peralatan ala periode mereka. Tak lupa mereka pun paham akan 'selfie' untuk menunjukkan mereka selamat setelah 'hilang' di museum London.

Film ini memang semata dibuat untuk hiburan tanpa maksud menggurui tentang sejarah atau karakter apapun, sehingga bisa dinikmati tanpa membuat dahi berkerut dan ringan saat film ini selesai. Melihat Robin Williams memberikan wejangan singkat sebelum menjadi patung lilin nampak aura perpisahan yang terjadi, walaupun di bagian ending masih ada beberapa kejutan kecil yang menyenangkan, tapi 'tanda-tanda' kepergian Robin menjadi serasa nampak. Secara mutu cerita dan penggarapan, Night at the Museum 2: Battle of the Smithsonian (2009) masih lebih baik dibanding film ini.  Namun tetap tingkah laku para patung lilin yang hidup masih bisa membuat kita tersenyum

Film ini gue rating 2,5 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch... !!!