Senin, 03 Agustus 2015

Ant - Man

Meet The Smallest Hero....





Merupakan film laga superhero keluaran Marvel Comics. Garapan Peyton Reed dengan produser Kevin Feige, Produksi Marvel Studios, distribusi oleh Walt Disney Studios Motion Pictures. Dibuat dengan bujet USD 130 juta.


Sinopsis Gue :

Scott Lang (Paul Rudd), seorang residivis yang dipenjara karena kejahatan pencurian akhirnya dibebaskan setelah masa hukumannya selesai. Masalah kembali mendera setelah ia keluar dari penjara sulit untuk memperoleh pekerjaan. Sang mantan istri yang telah bertunangan dengan Paxton yang merupakan petugas Kepolian semakin meyulitkan Scott untuk bertemu dengan putri semata wayangnya. Dalam kondisi yang terdesak, Scott menerima tawaran Luis (Michael Pena) teman satu sel nya dahulu untk melakukan pembobolan di sebuah rumah. Rencana pembobolan tersebut berlangsung dengan sempurna hingga sampai pada suatu ruang besi yang berhasil ditembus oleh Scott dengan harapan memperoleh harta benda berharga, namun yang diperoleh hanyalah sebuah baju dengan bentuk yang aneh. Saat pakaian itu dibawa kerumah dan dicoba, ternyata baju tersebut dapat membuat Scott menyusut hingga sebesar semut. Ketakutan dengan kekuatan baju tersebut, Scott mengembalikan baju tersebut, namun malang malah dikepung oleh kepolisian hingga dijebloskan ke penjara wilayah. 

Hank Pym (Michael Douglas) yang ternyata telah mengamati Scott memberikan kesempatan pada Scott untuk bekerja sama dengan Hank untuk suatu misi, yang ditolak mentah-mentah oleh sang putri, Hope van Dyne (Evangeline Lily). Scott berusaha meyakinkan Hope bahwa ia mampu untuk melaksanakan tugas tersebut dengan peltihan dari Hank dan Lily. Pada waktu yang ditentukan, Scott dengan bantuan Luis dan dua teman lainnya menerobos perusahaan Darren Cross (Corey Stoll) yang menciptakan baju setangguh yang dimiliki oleh Hank Pym. Maka terjadilah pertarungan antara Scott melawan Darren agar baju tersebut tidak jatuh ke tangan Hydra.



Review Gue :


Ant Man merupakan film superhero Marvel yang membumi setelah Spiderman.  Tokoh utamanya diberikan suatu ketidakberdayaan menghadapi kenyataan hidup yang berat namun tetap harus mengorbankan diri untuk menolong pihak yang lemah. Paul Ruud yang selama ini lebih dikenal sebagai komedian dalam film-film bertema komedi tetap memberikan nuansa ringan pada tokoh Scott sehingga tidak se-nelangsa tokoh Peter Parker dalam Spiderman. Kehadiran Michael Douglas menjadikan film ini lebih 'berbobot' walaupun Douglas bermain ringan, jauh lebih ringan daripada perannya sebagai Liberace. Evangeline Lily masih belum ditempatkan sebagai alternatif kekuatan dari Hank Pym sehingga belum bisa memberikan kontribusi lebih. Titik lemah justru ada pada Corey Stoll yang menjadi musuh bebuyutan Ant Man yaitu Yellow Jacket. Para penikmat Marvel Movie pasti berharap bahwa tokoh jahatnya punya kharisma yang kuat seperti Willem Defoe dan Alfred Molina dalam Spiderman. Sayangnya Corey belum mampu memenuhi kriteria tersebut.

Peyton Reed sebagai sutradara baru kali ini diberikan kursi panas untuk membesut film aksi laga adaptasi komik. Berhubung selama ini Peyton banyak berkutat di film drama, maka dalam porsi drama antara Scott dengan putrinya menjadi lebih dikuatkan. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam alur cerita dan teknologi yang dipakai dalam pembuatan film ini. Kehadiran beberapa tokoh dari S.H.I.E.L.D memang dikaitkan beberapa beberapa sequel untuk franchise film Marvel lainnya.


Film ini gue rating 3 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!

Rabu, 29 Juli 2015

Pitch Perfect 2

PITCHES ARE BACK... !!!






 
Sequel dari Pitch Perfect (2012) namun kali ini dibesut langsung oleh Elizabeth Banks. Produksi dari Gold Circle Films dengan bujet sebesar USD 29 juta. Menghasilkan pemasukan sebesar USD 282 juta.


Sinopsis Gue :


Penampilan Barden Bellas dihadapan Presiden Barack Obama ternyata menjadi bencana yang memalukan dengan terjadinya insiden robeknya celana Fat Amy (Rebel Wilson) di panggung yang diliput secara nasional oleh televisi. Hasilnya, Barden Bellas diskorsing tidak diperbolehkan menjadi penampil acapella dimanapun di Amerika. Pemimpin Barden Bellas, Becca (Anna Kendrick) mengajukan permohonan agar hukuman tersebut dicabut, dengan syarat memenangkan turnamen acapella internasional yang disetujui oleh dewan kampus. Sementara Barden Bellas berlatih, Becca bekerja magang di sebuah studio secara diam-diam yang hanya diketahui oleh sang kekasih Jesse Swanson (Skylar Astin).  Saat magang, Becca berhasil membuat sang bos terkagum dengan improvisasi pengisian suara mengiringi artis Snoop Dogg sehingga diberi kesempatan menjadi produser musik. 

Masuknya anggota baru bernama Emily Junk (Hailee Stainfeld) turut menambah warna Barden Bellas, apalagi setelah diketahui bahwa ibu Emily adalah mantan anggota Barden Bellas. Saat yang bersamaan saat Barden Bellas bertemu dengan kelompok vokal Treblemakers, salah seorang anggotanya bernama Benji (Ben Platt) tertarik dengan Emily dan berusaha mendekatinya. Diundangnya Barden Bellas dalam suatu turnamen tidak resmi ternyata mempertemukan mereka dengan pesaing berat mereka dari jerman bernama kelompok Das Sound Machine. Dalam turnamen tersebut Barden Bellas kalah oleh Das Sound Machine, namun membawa berkah bagi Fat Amy yang didekati oleh Bumper (Adam Devine) anggota Treblemakers. 

Untuk memenangkan turnamen internasional, Berden Bellas masuk Camp pelatihan yang ternyata dikelola oleh Aubrey Posen (Anna Camp) yang merupakan alumni Barden Bellas. Pelatihan di camp tersebut tidak mudah karena masing-masing menonjolkan egonya sehingga diperlukan kerja keras agar dapat menang dalam turnamen internasional yang diadakan di Copenhagen, Denmark.


Review Gue :


Pitch Perfect 2 tidak lagi menonjolkan Anna Kendrick sebagai sentral cerita, ada pembagian kisah yang lebih menyebar. Kehadiran Hailee Seinfeld yang ternyata mampu bernyanyi dengan cukup bagus memberi kesan 'persaingan' bagi Anna Kendrick.  Rebel Wilson masih dengan gayanya yang kenes dan menggemaskan. Performa Rebel Wilson lebih baik daripada saat menjadi security di Night at the Museum 3. Kemampuan olah vokal rebel rupanya dapat diperhitungkan. Tak perlu membandingkan Pitch Perfect 2 dengan serial Glee. Film ini dibuat dengan mutu yang lebih tinggi tanpa ada waktu berlarut-larut dengan berbagai macam kisah cinta. Dalam hal kemampuan olah vokal pun personil di Pitch Perfect nampak lebih mumpuni daripada Glee.  

Best Cut lagu dalam Pitch Perfect ini adalah Flashlight yang dinyanyikan originally oleh Jessie J sebagai Main Theme. Namun yang patut digarisbawahi adalah, lagu Flashlight ini menjadi lebih emosional saat dibawakan oleh Barden Bellas dan nampak indah dibawakan oleh Hailee Steinfeld (ini asli suara Hailee yang bernyanyi).

Elizabeth Banks yang lebih dikenal sebagai Effie Trinket di franchide Hunger Games ternyata memiliki bakat terpendam duduk dalam kursi peyutradaraan. Alur yang disajikan Elizabeth mengalir landai dan dapat dinikmati dengan mudah. 


Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang ...

Keep Rolling...Selamat Menikmati... have a Great Watch...!!!

Kamis, 02 Juli 2015

Terminator Genisys

Terminator the 'Pop'







Besutan dari Alan Taylor, produksi dari Skydance Productions, diproduseri oleh David Ellison-Dana Goldberg, Distribusi oleh Paramount Pictures, dengan bujet sekira USD 115 juta.


Sinopsis Gue :

Tahun 2029, John Connor (Jason Clarke) pemimpin pergerakan perlawanan terhadap Skynet, meluncurkan serangan besar-besaran ke markas utama Skynet. Dalam penyerbuan besar-besaran tersebut, ternyata Skynet telah mengantisipasi serbuan tersebut dengan mengirimkan robot terminator ke tahun 1984 dengan tugas membunuh Sarah Connor (Emilia Clarke) agar John Connor tidak pernah terlahir. Hal ini membuat John Connor meminta sukarelawan untuk dapat memburu robot terminator tersebut dan Kyle Reese (Jai Courtney) yang maju bersedia untuk mengejar sang robot ke tahun 1984. 

Ternyata pesan dari John Connor bahwa tugas Reese untuk melindungi Sarah di tahun 1984 tidak terjadi sesuai harapan karena Sarah telah 'terbentuk' menjadi wanita tangguh yang siap untuk menghadapi robot terminator.  Sarah ternyata telah bertemu dengan Guardian atau T-800 (Arnold Schwarzenegger) yang kemudian menjadi figur ayah dalam kehidupan Sarah, nampak dengan keakraban Sarah memanggil T-800 dengan sebutan 'Pop'. 

Sejarah telah berubah karena kehadiran Guardian (T-800) sehingga pencegahan terjadinya kiamat nuklir dialihkan ke tahun 2017. Kepergian Kyle dan Sarah ke tahun 2017 ternyata menjadi pertempuran yang menentukan terhadap takdir bumi, juga takdir Kyle-Sarah, Guardian dan bahkan John Connor.


Review Gue :

Mungkin bagi bukan penggemar franchise 'Terminator' akan merasa aneh dengan alur cerita yang bolak-balik dan agak membingungkan. Namun bagi Terminator freak, cerita ini termasuk menyegarkan dengan terjadinya beberapa twist di tengah cerita. 

Film ini jelas ditujukan khusus untuk mengangkat kembali Arnold Schwarzenegger mengingat dominasinya di Terminator. Untunglah kehadiran Emilia Clarke sebagai Sarah mempu cukup mengimbangi 'kelaparan' Arnie.  Sayangnya hal tersebut belum mampu dilakukan oleh Jason Clarke yang pernah gemilang dalam Public Enemy bersama Johny Depp. Nampak bahwa Jason masih belum dapat menyamai 'kebesaran' Christian Bale di Teminator Salvation. Jai Courtney sebagai John masih kikuk dalam menjadikan Kyle Reese. Untungnya tokoh Kyle Reese selama ini masih sebagai sidekick dalam franchise Terminator sehingga masih banyak kesempatan bagi Jai untuk dapat melakukan improvisasi. Sayangnya kehadiran J.K. Simmons sebagai Detektif O'Brien tidak dimaksimalkan, mengingat J.K. Simmons telah masuk dalam jajaran aktor watak kelas Oscar, sehingga nampak sekali Simmons agak 'malas' menjadi detektif yang terobsesi dengan kehadiran pera pelintas waktu yang ditemuinya sewaktu masih menjadi polisi lapangan.

Alan Taylor tidak kesulitan dalam mengikuti irama yang bisa menyingkronkan gaya aksi laga dengan franchise Terminator lainnya, mengingat sebelumnya Alan pernah membesut Thor: The Dark World yang memperoleh pujian dari kritisi dan cukup sukses di Box Office.

Seperti film Box Office lainnya, walaupun endingnya dibuat secara 'damai' namun tetap di bagian post credit masih disisakan adegan yang menggantung sehingga masih besar peluang untuk melanjutkan karir sang Terminator.

RATING : 3,5 bintang dari 5 bintang

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!! 

Kamis, 19 Februari 2015

Whiplash

There's Pain for (No) Gain




Merupakan film drama besutan sutradara Damien Chazelle berdasarkan pengalamannya sewaktu bersekolah di Princeton High School Studio Band. Diproduseri oleh Jason Blum-Helen Estabrook-Michael Litvak-David Lancaster, produksi Sierra/Affinity-Bold Films-Blumhouse Productions-Eight of Way Films dengan distribusi oleh Sony Pictures Classics. Film ini berdurasi 106 menit dengan bujet USD 3,3 juta.


Sinopsis Gue :

Andrew Neumann (Miles Teller) adalah seorang siswa musik Jazz di Shaffer Conservatory di New York yang baru memasuki tahun pertama. Adalah Konduktor Terrence Fletcher (J.K. Simmons) yang memiliki watak yang keras serta temperamental tertarik pada Andrew sebagai drummer pengganti pada kelompok orkestra  yang dipimpinnya. 

Gaya Terrence dalam mengintimidasi anggota band - nya dirasa sangat menekan oleh seluruh anggota, namun tak ada yang berani protes karena kemampuan Terrence yang berada diatas rata-rata dalam memimpin sebuah band orkestra jazz. Andrew berusaha mati-matian dalam mendapatkan perhatian Terrence walaupun kadang sering dipermalukan didepan rekan-rekan band lainnya.  Begitu terobsesinya Andrew untuk dapat ikut bagian dalam band jazz tersebut, membuat Andrew menomorduakan kekasihnya Nicole (Melissa Benoist) dan berlatih keras hingga tangannya kerap terluka.

Hingga suatu kesempatan tiba bagi Andrew untuk membuktikan kemampuannya dalam suatu mini konser yang dihadiri para sponsor, Terrence menyinggung Andrew sedemikian hebat sehingga terjadi titik balik frontal pada Andrew dan pada karirnya.


Review Gue :

Film ini memang membutuhkan 'kemampuan' khusus bagi para aktornya untuk menguasai alat musik dan memainkannya secara natural. Dan Miles Teller berhasil membuat penonton yakin bahwa ia adalah siswa berbakat yang tersia karena arogansi sang konduktor yang menuntut kesempurnaan total dalam berkarya.  J.K. Simmons jelas membuat terobosan baru yang mengejutkan dengan mengubah total karakternya menjadi seorang konduktor yang benar-benar layak untuk dibenci, apapun alasannya. Simmons yang mulai dikenal sebagai Perry White di installment Spiderman periode awal dan Kepala Polisi di serial televisi The Closer nampak memberikan permainan total yang menyita perhatian penonton untuk fokus 'membencinya'.  

Disayangkan bahwa hanya J.K. Simmons yang masuk nominasi Oscar 2015, padahal Miles Teller pun memberikan warna khas dengan karakternya yang berusaha matia-matian dengan segala pengorbanan (yang kadang terasa nampak berlebihan) agar memperoleh rasa hormat dari sang konduktor. Gaya bermain drum yang dilakukan Miles Teller tentunya membutuhkan latihan dan akurasi yang tinggi sehingga memang tidak semua aktor memiliki talenta tersebut.

Film ini benar-benar merupakan 'duel' antara Miles Teller - J.K. Simmons, dimana aura kedua aktor tersebut begitu mendominasi sepanjang 100 menit pertunjukan. Tak mengherankan jika Whiplash turut meramaikan nomonasi Oscar 2015 nanti.

Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang 

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch... !!!      

Kamis, 05 Februari 2015

Birdman (The Unexpected Virtue of Ignorance)

Identitas dan Transformasi Sang Selebriti / Aktor




Karya Alejandro González Iñárritu yang masuk nominasi Oscar 2015, merupakan film drama komedi hitam. Produksi Regency Enterprises-New Regency Pictures-M Productions-Le Grisbi Productions-TSG Entertainment-Worldview Entertainment. Distribusi oleh Fox Searchlight Pictures, film yang berdurasi 119 menit ini menghabiskan bujet USD 18 juta.


Sinopsis Gue :


Riggan Thomson (Michael Keaton) adalah seorang aktor / bintang film yang tengah meredup namanya. Riggan terkenal dengan peran sebagai superhero Birdman sepuluh tahun lalu yang mengangkat namanya. Dalam kondisnya yang saat ini redup, Riggan bermaksud untuk mengangkat karirnya kambali dengan memproduksi dan bermain di drama Broadway dengan cerita adaptasi dari cerita pendek Raymond Carver berjudul "What We Talk About when We Talk About Love".  Pentas ini diproduseri oleh sahabat dan pengacara Riggan yang bernama Jake (Zach Galifianakis), dibintangi juga oleh kekasih Riggan, Laura (Andrea Riseborough) dan pemain drama debutan Lesley (Naomi Watts). Putri perempuan Riggan, Sam (Emma Stone) yang baru sembuh dari kecanduan juga ikut membantu sebagai asisten.  Dalam masa latihan, Riggan yang tidak sreg dengan aktor pendukungnya menyabot aktor tersebut hingga celaka. Untunglah didapar aktor pengganti yang cukup terkenal yaitu Mike (Edward Norton). 

Masa-masa latihan sebelum pertunjukan di Broadway merupakan masa berat untuk Riggan yang mengalami krisis identitas. Suara sang 'Birdman', tokoh yang membuat namanya terkenal selalu mengganggunya untuk membuat suatu gebrakan bahwa pertunjukan teater bukanlah dunia Riggan. Ditambah dengan kacaunya kelakuan Mike, Laura yang hamil dan Sam yang tertarik dengan Mike, membuat persiapan pementasan semakin kisruh. 

Sampai akhirnya pementasan perdana dimulai, Riggan melakukan adegan penutup yang kontroversial yang menyebabkan ia dirawat di rumah sakit namun ternyata mendapatkan penilaian positif dari para kritikus darama Broadway. 


Review Gue :

Film Birdman membuat semua pemerannya berperan out of the box dan all out. Kehendak sutradara melakukan one shoot scene membuat para pemeran habis-habisan menghapal naskah agar tidak melakukan re-shoot. Dapat dilihat dari Sam yang mengkritik sang ayah habis-habisan karena krisis dan ketertinggalan teknologinya, dilakukan oleh Emma Stone dalam sekali syuting tanpa jeda dan tanpa editing. Syuting yang dilakukan berurut sesuai dengan yang ada di filmnya membuat masa syuting hanya berlangsung sebulan. Michael Keaton patut diberikan apresiasi tinggi dengan karakter tragedinya yang memang agak mirip dengan dirinya yang juga pernah sukses dengan peran Batman-nya satu dekade lalu dan kemudian tenggelam karirnya. Naomi Watts yang tampil prima di St. Vincent juga tampil maksimal di film ini. Edward Norton nampak seperti memerankan dirinya sendiri sehingga nampak natural dengan gayanya yang penuh lagak dan keras kepala. Emma Stone menunjukkan bahwa ia tak hanya cantik namun pandai berakting mengolah watak. Point khusus ditujukan kepada Zach Galifianakis yang selama ini dikenal dengan aktingnya yang masa bodoh dan ignorance dalam trilogy Hangover dan Due Date, mampu berubah total sebagai Jake yang menjadi pengacara dan produser sahabat Riggan.

Film ini memang pantas untuk masuk dalam nominasi Oscar, nampaknya akan bersaing ketat dengan The Imitation Game. Bisa jadi Birdman lebih unggul dari The Imitation Game mengingat unsur 'sakit'nya lebih banyak dan kolektif daripada The Imitation Game, karena umumnya juri Oscar lebih suka dengan film-film yang memiliki kekuatan penderitaan dalam penceritaan. Kita lihat saja nanti...


Film ini gue rating 4 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!


Rabu, 04 Februari 2015

The Drop

Sisi lain dari Brooklyn


Drama Kriminal buatan tahun 2014 besutan sutradara Michael R Roskam berdasarkan cerita pendek dari Dennis Lehane berjudul Animal Rescue. Produser Peter Chernin-Dylan Clark-Mike Larocca. Produksi Chernin Entertainment. Distribusi oleh Fox Searchlight Pictures. Durasi 106 menit dengan bujet USD 126 juta.


Sinopsis Gue :

Bob Saginowsky (Tom Hardy) adalah seorang bartender bernama 'Cousin Marv' di suatu sudut kota Brooklyn yang dikelola oleh sepupunya bernama Marv (James Gandolfini). Marv sendiri hanya sebagai pengelola bar, bukan sebagai pemilik yang sebenarnya dikuasai oleh mafia dari Chechnya sebagai tempat 'dropping' dana ilegal mafia tersebut. Bob yang lugu menemukan anak anjing yang terluka di suatu lorong, adalah Nadia (Noomi Rapace) yang mengira Bob seorang penjahat, namun Bob menjelaskan bahwa ia hanya bermaksud menolong anak anjing tersebut agar sembuh dari lukanya. Dari pertemuan tersebut membuat Bob dan Nadia menjadi dekat. Suatu malam bar tempat Bob bekerja didatangi dua orang perampok yang menguras uang hasil penjualan bar malam itu. Bob yang melihat ciri bahwa salah satu perampok memiliki jam tangan rusak pada tangan kirinya. Oleh polisi yang melakukan penyelidikan Bob menceritakan hal tersebut yang dicatat oleh Detektif Torres (John Ortiz). Chovka (Michael Aronov) sang mafia Chechnya meminta agar Bob dan Marv mengembalikan uang yang dirampok dengan cara apapun. Dalam kebingungannya ternyata uang tersebut kembali lengkap dengan sepotong tangan yang memiliki jam rusak. 

Kisah bergulir dengan hadirnya Eric Deeds (Matthias Schoenaerts) yang memeras Bob karena dianggap mencuri anjingnya dan meminta uang tebusan sebesar USD 10.000. Bob menyanggupi akan diberikan pada saat bar tutup setelah pertandingan Super Bowl. Saat pertandingan Super Bowl selesai, maka Eric pun datang menagih janji dengan ancaman akan melukai Nadia jika permintaannya tidak dituruti.


Review Gue :

Perhatian bagi yang suka film speed action, ini adalah film drama kriminal, jadi jangan harap akan ada aksi laga yang beruntun. Sebaliknya, cerita ini berjalan sangat lambat dalam bertutur dan menggali masing-masing tokoh karakter secara perlahan.  Tom Hardy yang mulai dikenal sejak Inception dan meroket di The Dark Knight Rises menunjukkan bakatnya sebagai aktor yang mengandalkan watak. Berperan sebagai Bob Sagonowsky, Tom menunjukkan bahwa karakternya mampu menunjukkan twist di akhir cerita. James Gandolfini yang terkenal dengan TV serial The Sopranos juga menunjukkan kemampuannya mengimbangi Tom. Film ini merupakan penampilan terakhir James yang kemudian wafat karena serangan jantung. Noomi Rapace masih 'tertimpa' penampilan kedua aktor besar ini walaupun sudah berusaha menampilkan performanya. Music pengiring dari Marco Beltrami membuat nuansa suram film ini semakin menekan.


Film ini gue rating 3 bintang dari 5 bintang...

Keep Rolling... Selamat Menikmati... Have a Great Watch...!!!   



Wild Card

Bodyguard mantan Pecandu Judi di Las Vegas




Merupakan karya drama kriminal karya sutradara Simon West yang diadaptasi dari novel Heat karya William Goldman yang juga pernah difilmkan pada 1986 dengan judul Heat dibintangi oleh Burt Reynolds. Produser oleh Jason Statham-Steve Chasman. Produksi Current Entertainment-Quad Films-SJ Pictures-Sierra/Affinity. Durasi 92 menit dengan bujet sekitar USD 30 juta.


Sinopsis Gue :

Nick Wild (Jason Statham) adalah seorang pecandu judi yang sudah pulih dari kecanduannya dan mempunyai pekerjaan sebagai Bodyguard di Las Vegas.  Saat temannya Holly (Dominik Garcia-Lorido) dianiaya oleh 'pelanggan'nya Danny DeMarco (Milo Ventimiglia) maka Nick membantunya memberikan pelajaran kepada Danny dan pengawalnya. Suatu hari datanglah Cyrus Kinnick (Michael Angarano), seorang milyarder muda yang datang ke Las Vegas meminta agar Nick bersedia menjadi pengawalnya selama di Las Vegas dan membentuknya agar menjadi lelaki dewasa. Awalnya Nick menolak namun atas desakan Cyrus, Nick pun mengajak Cyrus berkeliling Las Vegas.

Akibat perseteruan dengan Danny DeMarco, Nick diminta oleh Baby (Stanley Tucci) untuk bertemu bertiga antara Nick-Baby-Danny untuk melakukan klarifikasi atas pengaduan Danny.  Kalah dalam berargumentasi, Danny pergi dan mengancam Nick. Dalam suatu kesempatan, Danny dan anak buahnya datang memburu Nick yang sedang bersama Cyrus di sebuah tempat makan. Untuk menghindari kekacauan yang terjadi, maka Cyrus pun ikut membantu Nick dan 'pendewasaan' Cyrus pun terbentuk sementara perkelahian habis-habisan pun terjadi antara Nick melawan Danny beserta pengawalnya.


Review Gue :

Sayang sekali karya Simon West tidak se'menggigit' saat ia menggarap Con Air. Bahkan masih dibawah The Mechanic dan The Expendables 2.  Maksud Simon West untuk menggarap nilai drama nya patut dihargai, namun nampaknya sudah kadung bahwa nama Simon West adalah sutradara papan atas untuk film aksi laga sehingga nampak kecanggungan Simon dalam menggarap Jason Statham dalam genre drama. Keahlian Simon dalam menggarap adegan perkelahian masih baik terbukti dengan adegan perkelahian pamungkas di belakang restoran yang dibesut cukup apik namun masih terbata dalam mendramatisir emosi Statham yang dalam proses penyembuhan dari kecanduan judi. 

Stanley Tucci malah mampu menjadi Scene Stealer dalam film ini mampu menterjemahkan peran Baby sebagai 'pemegang' Las Vegas yang disegani dan flamboyan serta 'obyektif'.  Milo Ventimiglia pun bermain cukup apik sebagai Danny yang temperamental dan psikopat. Jason Statham sudah terlanjur dinobatkan sebagai aktor laga sehingga memang berat baginya untuk keluar dari imaji tersebut, sehingga saat ia merasa bahwa kebebasannya dalam kecanduan judi yang diterjemahkan dengan memasang kembali semua taruhan yang telah dimenangkan dan kalah menjadi terasa janggal. Statham malah lebih bagus dalam Homefront yang juga ada unsur dramanya.  Mungkin jika Simon West lebih berkonsentrasi dengan aksi laga maka bisa lebih 'menyatu' dengan Statham seperti di The Mechanic. 

Film ini gue rating 2,5 bintang dari 5 bintang ......

Keep Rolling... Selamat Menikmati...  Have a Great Watch...!!!